Dalam perdebatan populer tentang hak reproduksi dan seksual, agama formal, khususnya Islam, dipandang sebagai hambatan yang memberikan resistensi institusional dan ideologis terhadap realisasi otonomi reproduksi dan sosial perempuan. Buku ini menantang pandangan sederhana tentang Islam ini.
Berdasarkan penelitian lapangan asli di Indonesia Timur, buku ini mengeksplorasi faktor kompleks yang mempengaruhi bagaimana perempuan muda Indonesia membentuk subjektivitas seksual mereka, membahas kondisi budaya dan sejarah di mana perempuan Muslim lajang menekan atau mengekspresikan seksualitas mereka, dan mengkaji bagaimana konteks budaya, termasuk faktor-faktor lain selain Islam, secara bersamaan mempengaruhi cara pendekatan pacaran remaja perempuan lajang, dan isu-isu seksualitas dan kesehatan reproduksi. Ini menunjukkan bahwa Islam tidak sendirian dalam mencoba mengendalikan seksualitas perempuan, juga tidak sepenuhnya berhasil melakukannya.