Pikiran manusia berkembang sangat liar, menembus batas-batas di luar pengalaman manusia. Artinya, kebenaran pikiran-pikiran ontologis masih disangsikan validitasnya. Oleh karena itu, pikiran-pikiran atau pengetahuan-pengetahuan yang dihasilkan manusia harus diuji kebenarannya: apakah pengetahuan itu merupakan kebenaran, atau hanya sekedar imajinasi, ilusi, atau mitos?
Didorong oleh motivasi menemukan kebenaran, maka pikiran-pikiran manusia semakin terangsang menemukan cara-cara untuk menguji validitas pengetahuan yang diperoleh manusia. Misalnya: darimana sumber pengetahuan itu? Bagaimana prosesnya? Dan lain-lain. Pikiran-pikiran manusia yang muncul untuk menguji validitas kebenaran suatu pengetahuan inilah yang merupakan bidang kajian Filsafat Epistemologi.