Loading...
The Lectures

Research Novelty

Setiap penelitian berawal dari pertanyaan paling mendasar: apa yang sebenarnya ada, dan apa yang belum kita ketahui tentang yang ada itu? Pertanyaan pertama adalah wilayah ontologi, sedangkan pertanyaan kedua adalah ruang bagi novelty.

Ontologi membantu kita memahami hakikat realitas yang diteliti — apakah ia bersifat fisik, sosial, atau spiritual. Ia menjadi dasar bagaimana peneliti memandang manusia, alam, dan ilmu pengetahuan. Sementara itu, novelty adalah kebaruan ilmiah yang muncul ketika kita menantang pandangan lama dan menawarkan cara baru memahami realitas tersebut.

Dengan demikian, ontologi adalah akar pengetahuan, dan novelty adalah buahnya. Tanpa refleksi ontologis, kebaruan akan dangkal; tanpa dorongan novelty, refleksi ontologis hanya akan berhenti sebagai wacana. Melalui perkuliahan ini, kita akan belajar menelusuri dasar keberadaan suatu fenomena dan menemukan bagaimana perubahan cara pandang terhadap realitas dapat melahirkan riset yang orisinal, relevan, dan bermakna bagi kemajuan ilmu dan kemanusiaan.

Setiap penelitian yang baik berangkat dari dua pertanyaan mendasar: apa yang sebenarnya ada dan apa yang belum kita ketahui tentang yang ada itu. Pertanyaan pertama menyentuh wilayah ontologi, yakni hakikat realitas dan keberadaan; sementara yang kedua berkaitan dengan novelty, yaitu kebaruan ilmiah yang memberi kontribusi baru terhadap pengetahuan.

Dalam konteks riset modern, kemampuan merumuskan tema yang memiliki novelty tinggi tidak dapat dilepaskan dari kesadaran ontologis peneliti. Ketika kita memahami ulang hakikat realitas yang diteliti, maka kita membuka peluang menemukan cara pandang, teori, metode, bahkan paradigma baru. Ontologi menjadi akar ilmu, sementara novelty adalah buahnya. Tanpa pemahaman ontologis, kebaruan hanya akan menjadi variasi teknis; tetapi tanpa dorongan novelty, refleksi ontologis akan berhenti sebagai wacana.

BACA JUGA:   Theology of Nationhood

Kanvas berikut ini disusun untuk membantu peneliti, dosen, dan mahasiswa menggunakan ChatGPT secara reflektif dan strategis dalam menemukan, menajamkan, serta merumuskan tema riset dengan novelty tinggi. Setiap bagian berisi tujuan, contoh prompt, dan bentuk output yang diharapkan, disusun berdasarkan pendekatan filsafat ilmu: ontologi, epistemologi, metodologi, hingga aksiologi.

Gunakan panduan ini sebagai lembar kerja eksploratif untuk berdialog dengan ChatGPT, menggali ide lintas bidang, dan menyusun riset yang tidak hanya baru secara teknis, tetapi juga bermakna secara filosofis dan kemanusiaan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *