Loading...
AgamaThe Lectures

Sedunia Pengetahuan

Sejak awal peradaban, manusia menunjukkan dorongan yang kuat untuk memahami dunia di sekitarnya. Dorongan ini melahirkan proses panjang pencarian pengetahuan yang terus berkembang dari generasi ke generasi. Dari pengetahuan sederhana tentang alam hingga teknologi mutakhir di era modern, pertumbuhan pengetahuan manusia (knowledges) adalah bukti dari potensi akal budi yang dinamis dan progresif. Namun, di balik semua kemajuan itu, muncul pertanyaan mendasar: bagaimana hubungan antara pengetahuan manusia yang terus berkembang dengan nilai-nilai agama yang bersifat transenden dan abadi?

Agama, dalam berbagai tradisi, telah lama menjadi sumber pengetahuan, terutama dalam menjawab pertanyaan tentang asal-usul, tujuan hidup, dan etika. Di sisi lain, ilmu pengetahuan (sains dan humaniora) berkembang melalui observasi, eksperimen, dan rasionalitas. Pada titik ini, terdapat dinamika—dan kadang ketegangan—antara pengetahuan yang diperoleh secara empiris dan rasional dengan pengetahuan yang berasal dari wahyu dan keimanan. Namun, jika dipahami secara komprehensif, keduanya tidak harus saling menegasikan. Justru, pertumbuhan pengetahuan manusia dapat memperdalam pemahaman terhadap wahyu dan memperluas kesadaran spiritual.

Dalam sejarah Islam, misalnya, tokoh-tokoh seperti Al-Farabi, Ibn Sina, dan Al-Ghazali menegaskan bahwa akal dan wahyu adalah dua jalan menuju kebenaran yang saling melengkapi. Pengetahuan manusia yang berkembang melalui pendidikan, penelitian, dan pengalaman hidup dapat menjadi alat untuk menafsirkan tanda-tanda Tuhan (ayat-ayat kauniyah) dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, agama bukan hanya menjadi pengontrol moral bagi kemajuan ilmu, tetapi juga sumber inspirasi dan arah bagi pertumbuhan pengetahuan itu sendiri.

BACA JUGA:   Sains dan Ijtihad
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *