Loading...
AgamaThe Lectures

Manhaj Tarjih Muhammadiyah

Dalam dinamika pemikiran Islam, munculnya berbagai perbedaan pendapat di kalangan ulama merupakan sebuah keniscayaan. Perbedaan tersebut bukanlah pertanda kekacauan, tetapi justru menunjukkan kekayaan intelektual dan keluasan metode dalam memahami sumber-sumber syariat. Di tengah keragaman itu, umat Islam membutuhkan suatu pendekatan yang mampu memilih pendapat paling kuat dan relevan berdasarkan dalil dan konteks—di sinilah pentingnya manhaj tarjih.

Manhaj tarjih adalah metode untuk menentukan pendapat hukum Islam yang paling rajih (kuat) di antara berbagai pendapat yang ada. Ia tidak sekadar menimbang secara tekstual, tetapi juga mempertimbangkan maqashid al-syariah (tujuan syariat), konteks sosial, dan perkembangan zaman. Dengan manhaj ini, umat tidak terjebak dalam fanatisme mazhab atau kebingungan menghadapi perbedaan, melainkan dibimbing untuk menggunakan pendekatan ilmiah, argumentatif, dan objektif dalam beragama.

Dalam konteks modern, manhaj tarjih menjadi sangat relevan. Berbagai persoalan kontemporer yang tidak ditemukan pada masa klasik—seperti isu bioetika, ekonomi digital, atau hak-hak perempuan—menuntut keberanian ijtihad dan kematangan metodologis. Tarjih bukan sekadar memilih pendapat yang paling keras atau paling ringan, tetapi yang paling sesuai dengan prinsip keadilan, kemaslahatan, dan keselarasan dengan ruh ajaran Islam.

Dengan demikian, manhaj tarjih adalah wujud dari semangat keilmuan Islam yang rasional, terbuka, dan bertanggung jawab. Ia menjadi jalan tengah yang memadukan keteguhan pada nash dengan keluwesan dalam merespons realitas.

BACA JUGA:   Muhammadiyah-Aisyiyah sebagai Kritik Sosial
Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *